Minggu, 24 Mei 2015

Karakter Elisa


Elisa adalah type kehidupan yg memiliki karakter yg baik. Sejak Elia melemparkan jubahnya kepada Elisa sampai diangkat menjadi nabi Tuhan, Alkitab tidak pernah menceritakan satupun kecacatan karakter Elisa. Lalu, apa saja yg menjadi karakter dari Elisa?

KARAKTER ELISA :

1. Kesibukan dalam pekerjaan bukanlah penghalang utk meresponi panggilan Tuhan.

Elisa sedang sibuk bekerja (ay 19). Elisa dipanggil untuk melayani Tuhan pada waktu ia sedang sibuk bekerja ( sedang membajak), bukan pada waktu ia sedang menganggur / bermalas-malasan. Hal yg sama terjadi dengan Petrus, Andreas, mereka dipanggil pd saat sedang menebarkan jalan. Begitu juga Yohanes, dan Yakobus dipanggil saat mereka sedang membereskan jala (Mat 4:18-22). Di sini kita melihat bhw Tuhan tidak pernah memanggil orang-orang yg malas atau orang-orang yg menganggur.  Pekerjaan tdk menghalangi mereka utk menanggapi panggilan Tuhan. Itu sebabnya kita hrs menentukan skala prioritas kita, sehingga ketika pangilan Tuhan ditujukan pada kita, jgn kita berkata "Saya tidak ada waktu", atau "Saya terlalu sibuk dgn pekerjaan saya". Sekarang masalahnya, apa yg menjadi prioritas kita: Tuhan atau kesibukan pekerjaan?

2. Seorang yang kaya dan punya skill, namun ia tdk terikat pada kekayaannya seperti orang muda yg kaya.

Elisa adalah orang yg kaya. Dikatakan dalam ayat 19 bahwa ia sedang membajak dengan 12 pasang lembu, berarti ada 24 ekor lembu, itu berarti ladangnya juga sangat luas, ini menunjukkan bahwa Elisa adalah seorang yg kaya. Perhatikan di sini, ketika Elisa dipanggil untuk melayani Tuhan ia dalam keadaan yg sgt sukses dan bukan pada waktu gagal atau kekurangan. Namun, harta kekayaan yg melimpah tdk bisa memgikat hati Elisa, terbukti ia melepaskan semuanya itu demi utk menjadi hamba Elia ( I Raj 19:21 ). Nah, selain itu  Elisa juga seorang yg punya skill. Membajak dengan dua ekor lembu saja sudah sulit, tapi Elisa bisa membajak dengan 24 ekor lembu; ini berarti Elisa memiliki skill, keahlian, kecakapan, ketrampilan, kepiawaian.

3. Seorang yg bergegas (tdk mau menunda ).

Cara Elia memberikan panggilan adalah dengan melemparkan jubahnya. Ayat 19b: "Ketika Elia lalu dari dekatnya, ia melemparkan jubahnya kepadanya". Elia hanya melewati saja, tdk didatangi secara khusus namun begitupun Elisa menanggapi panggilan Tuhan dgn sikap bergegas, dgn berlari, sebab ia tdk mau kehilangan kesempatan itu. Begitu juga dgn Abraham, ia berlari, bergegas menangkap kesempatan yg ada utk melayani Tuhan ( Kej 18:1 dst ).

4. Seorang yg menghormati orang tua.

Elisa pamitan pada Elia untuk pulang dulu untuk mencium orang tuanya (ay 20b). Ini adalah ciuman perpisahan. Lalu bgm reaksi orang tua Elisa ? orang tuanya tidak menghalanginya malahan bisa diasumsikan mereka mendukung keputusan anaknya Elisa. Krn apa? Krn karakter yg dimiliki Elisa selama ini cukup menyakinkan bokap dan nyokap-nya bhw keputusan yg diambilnya utk menanggapi panggilan Tuhan adalah sebuah keputusan yg terbaik. Terkadang karakter kita membuat ortu kita melarang kita utk mengiring Tuhan. Itu sebabnya sbg anak kita perlu memiliki karakter dan sikap yg  menghormati & memperhatikan orang tua kita.

5. Waktu Elisa dipanggil, ia rela mengorbankan segala-galanya, dan memilih utk melayani Tuhan.

Elisa   melepaskan segala sesuatu dan mempersembahkan seluruh hidupnya utk melayani Elia. Elisa menyembelih lembunya dan menggunakan bajaknya sebagai kayu api untuk memasak lembu itu ( I Raja 19: 21). Baik kuk lembu, peralatan lembu, peralatan membajak, semua-muanya itu dibakar sampai habis, sampai tak tersisa. Artinya Elisa tdk mau lagi melihat apa yg ada di belakang. Semuanya ia bakar habis, ia melepaskan seluruhnya, tdk ada yg tersisa, supaya tdk ada peluang lagi utk kembali pada kehidupan lama. Ini adalah sebuah komitmen, sebuah keputusan. Elisa rela dari seorang yg sukses, seorang yg memiliki banyak pelayan, seorang yg kaya, yg berlimpah kekayaan rela menjadi seorang yg tidak memiliki apa-apa dan menjadi pelayan Elia. Dengan menyembelih semua lembunya Elisa menunjukkan bahwa ia tidak berencana atau berkeinginan utk kembali lagi kepada hidupnya yg lama. Mungkin tindakan Elisa ini seperti tindakan Musa yg menanggalkan segala atribut sbg pangeran Mesir dan memilih utk mengabdi pd Tuhan di padang gurun. Itu sebabnya Sdr, sebenarnya kita tdk punya masa lalu lagi, kita hanya punya masa depan. Orang yang sudah menanggapi panggilan Tuhan, ia sudah tidak punya masa lalu lagi, yang ia punya hanyalah masa depan. Seperti rasul Paulus, ia sdh tdk punya masa lalu, sebab ia melupakan apa yg ada dibelakangnya dan berlari mengarahkan diri kepada apa yang di depannya. Masa lalu bisa dipakai Iblis utk mengikat kita ( spt bgs Israel, mereka tetap saja terikat dgn Mesir ). Masa lalu yg belum dibakar habis bisa membuat kita kembali kepadanya di saat kita kecewa dalam pelayanan, ketika kita kecewa dlm pengiringan kita pada Tuhan ( spt Petrus. Petrus yg kecewa ingin kembali ke hidup lamanya menjadi penjala ikan – Yoh 21:2-3 ). Petrus yg pada waktu dipanggil, hanya meninggalkan jalanya tetapi tidak menghancurkan peralatan menangkap ikan (Mat 4:20). Akibatnya pada waktu Yesus mati, ia kembali kpd hidup lamanya,  kembali menjala ikan.  Itu sebabnya kita hrs membakar habis/melupakan masa lalu kita & mengejar apa yg di depan kita. Sekali lagi :Org yg sudah meresponi panggilan Tuhan, ia sdh tidak punya masa lalu, yg ia punya hanyalah masa depan. Sebuah pesawat yg sdh take off dan mengudara tiba2 menyadari kalau ia sdh kekurangan bahan bakar dan ingin putar arah dan berbalik lagi, itu sdh tdk mungkin. Bgtlah dgn kita, kita hrs membakar semua yg ada di belakang kita, sekali kita membuat keputusan utk mengiring Tuhan, tdk bisa kita balik lagi ke belakang. Cukup high risk, ketika berbalik ke belakang isteri Lot menjadi tiang garam. Satu2nya cara adalah seperti Elisa membakar habis smuanya, sampai tuntas!, dan berlari mengejar masa depan, berlari dan mempercepat langkah utk mengejar kesempurnaan. Tdk ada ceritanya lagi utk berbalik ke belakang, amen?

6. Elisa memiliki tangungjawab dan care terhadap pegawai-pegawainya, terbukti ia memberikan daging itu kepada orang-orangnya, kemudian makanlah mereka ( I Raja 19:21, Yak 5:4 ).

Sesudh itu apa yg dilakukan Elisa? Ayat 21: “Sesudah itu bersiaplah ia, lalu mengikuti Elia dan menjadi pelayannya.” Perhatikan kata: orang-orangnya, dalam BIS disebutkan anak buahnya. Elisa yg tadinya adalah orang kaya yg punya byk anak buah, punya byk pegawai, punya byk pelayan, nah sekarang ia malah memilih menjadi pelayannya Elia. Ini menunjukkan Elia juga seorang yg rendah hati dan tidak gila kedudukan dan kehormatan. Mari kita melayani dgn kerendahan hati dan melayani Tuhan semaksimal mungkin.

7. Elisa SETIA menjaga panggilan hidupnya.

Ketika Tuhan memanggil Elisa menjadi pelayan Elia, ia setia menjaga panggilan itu. Elisa setia mengiringi Elia pergi ke Betel, ke Yerikho, menyeberangi sungai Yordan bahkan sampai Elia naik ke surga. Di sini kita menemukan Elisa memiliki hati yg setia dan tunduk. Ketekunan dan kegigihan serta kesetiaan dalam mengikuti Elia teruji,  sehingga ia mendpat lemparan jubah yg ke-2 yg menunjuk pada otoritas atau kuasa dalam pelayanan ( 2 Raja 2:11 ).   Berkat kegigihan dan ketekunannya itu, Tuhan memberikan sesuai dengan apa yang dia minta, yakni urapan ganda dari apa yg Elia miliki, sehingga Elisa menjadi manusia yg unggul, yg penuh dgn otoritas, urapan Roh Kudus dan kuasa Tuhan.

8.Elisa mendapat 2 bagian roh = kuasa Tuhan yg bekerja secara double porsi, 2x lipat.

Elisa dipakai Tuhan dua kali lbh dahsyat dari pada Elia. Terbukti mujizat yg dilakukan Elisa 2x lbh banyak dari pada yg dilakukan Elia. Dari kehidupan Elisa ini, kita dapat belajar sifat dan karakter Elisa. Ketaatan, kesetiaan, penundukan, kegigihan dan ketekunannya dalam mengikuti Tuhan, mengejar Tuhan dan juga melayani tuannya Elia. Bila kita memiliki apa yang Elisa miliki dalam hubungan kita dengan Tuhan, maka kita akan dapat melihat lebih lagi akan kuasa tangan Tuhan dan urapanNya atas hidup kita. Kalau kita bisa setia dlm pengiringan kita, bukan mustahil urapan & kuasa Tuhan 2x lebih dahsyat akan   mengikuti & menyertai setiap pelayanan kita.

9. Pada zaman Elisa Izebel dilumpuhkan. Izebel adalah puncak kejahatan.

Izebel yg pernah membuat Elia begitu takut bahkan ingin mati, tapi berhasil dilumpuhkan pada zaman Elisa lewat raja Israel yg bernama Yehu ( II Raja 9 ). Lewat kesetiaannya, Elisa mendapatkan otoritas, kuasa, wibawa rohani  maka puncak kejahatan itupun bisa dihancurkan. Sdr, hari-hari ini roh Izebel sedang merajalela. Hati-hati dan waspada jgn sampai kita disesatkan dgn ajaran-ajaran yg bertentangan dgn kebenaran Firman Tuhan. Jika kita punya otoritas dan kuasa lewat kesetiaan kita dlm penggembalaan maka roh Izebel tdk bisa mempengaruhi iman percaya kita, semuanya itu bisa dimusnahkan lewat roh/kuasa Tuhan.

Sabtu, 09 Mei 2015

pengusaan diri



PENGUASAAN DIRI



I.                    PENTINGNYA PENGUASAAN DIRI
A.      Orang yang dapat menguasai diri adalah pahlawan, Amsal 16:22
B.      Akibat kurang penguasaan diri
§  Rakus
§  Mabuk miras
§  Terikat dengan rokok / ketagihan
§  Terikat obat-obatan / narkoba
§  Tidak aman
§  Telat / selalu terlambat / tidak tepati janji / lalai
§  Buang waktu
§  Terikat dengan TV / nonton
§  Tidak dapat berkata tidak pada hal yang salah
§  Marah – marah
§  Terseret oleh emosi  (takut dsb)
§  Terikat hutang
§  Nafsu sex yang tidak wajar / dosa sex

II.                 APA ITU PENGUASAAN DIRI
Penguasaan diri adalah “Buah Roh” yang sama dengan karakter Kristus. Penguasaan diri bukan “urapan” . Karakter penguasaan diri terbentuk dari hasil “latihan”

III.               BERKAT PENGUASAAN DIRI
A.      Agar dapat berdoa (1Pet 4:7)
B.      Tidak terbuang sesudah memberitakan Injil (1Kor 9:27)
C.      Menjadi sempurna (Yak 3:2)
D.      Hidup kudus

IV.              CARA MEMPEROLEH  PENGUASAAN DIRI (2Tim 2:3-7)

A.  Menjadi seorang Prajurit dengan kunci – Ketataan, disiplin, penderitaan, ketulusan, pejuang
B. Seperti seorang olah ragawan dengan kunci – latihan terus menerus, memiliki sasaran / tujuan trampil memisahkan diri dari hal dunia
C. Seperti seorang petani kuncinya – kerja keras, sabar menati hasil mentaati hukum / musim menabur menuai
D.    Setia dalam doa dan puasa

V.                 JENIS PENGUASAAN YANG MENGONTROL DIRI
A.      Penundaan
1.      Sikap masa bodah terhadap tugas
2.      Terlalu sulit berusaha tunggu jalan gampang
3.      Membiarkan waktu berlalu / terbuang
4.      Tidak dapat memanfaatkan waktu (Maz 90:12)
B.      Sexual
1.      Jatuh dalam godaan sex
2.      Menyatakan sex dengan nafsu birahi / tidak mengontrol diri
3.      Melakukan onani / masturbasi
4.      Terikat dengan pergaulan bebas / free sex
5.      Berhubungan sex dengan cara tidak wajar
C.      Buah Daging (Gal 5:19-21)
D.      Hawa nafsu
1.      Nafsu makan dengan rakus
2.      Pemborosan uang / berfoya-foya
3.      Pesta pora
4.      Mabuk
5.      Pencuri
6.      Menipu
                        7.   Kekerasan

berkat kesulungan




BERKAT KESULUNGAN



Di Alkitab, putra sulung mewarisi hak-hak istimewa yang spesial. Kedudukan sebagai anak sulung sangat dihormati dan penuh tanggung jawab terhadap adik-adiknya (Kej 37:20-30)

Berkat Kesulungan menurut Alkitab

Kej 27:27 Lalu datanglah Yakub dekat-dekat dan diciumnyalah ayahnya. Ketika Ishak mencium bau pakaian Yakub, diberkatinyalah dia, katanya:
  1. "Sesungguhnya bau anakku adalah sebagai bau padang yang diberkati TUHAN.
  2.  Allah akan memberikan kepadamu embun yang dari langit dan
  3.  tanah-tanah gemuk di bumi dan gandum serta anggur berlimpah-limpah.
  4. Bangsa-bangsa akan takluk kepadamu, dan suku-suku bangsa akan sujud kepadamu;
  5. jadilah tuan atas saudara-saudaramu, dan anak-anak ibumu akan sujud kepadamu.
  6.  Siapa yang mengutuk engkau, terkutuklah ia, dan
  7. siapa yang memberkati engkau, diberkatilah ia."

I.           PUTRA SULUNG MEWARISI KERAJAAN (2Taw 21:1-3)
  1.  Putra sulung mewarisi tahta Kerajaan
  2.  Putra-putra hanya mendapat kekayaan yang melimpah-limpah
  3. Orang percaya dipanggil Tuhan menjadi imam dan raja tetapi juga harus memenuhi kriteria putra sulung (Why 5:9-10, Kel 19:6, 1Sam 15:23, Hos 4:6)

II.          TANDA-TANDA PUTRA SULUNG
  1.  Kuasa atoritas di antara saudara-saudaranya (Kej 37:20-30)
  2. Wibawa, kemuliaan dan hormat
  3. Tanggung jawab terhadap saudara-saudaranya (Kej 37:21-22)
  4.  Menjadi kepala keluarga setelah kematian ayahnya (Ul 21:15-17)
  5.  Dua bagian harta pusaka yaitu kuasa dan kekayaan
  6. Kerajaan dan keimamatan diberikan kepada anak sulung (Why 5:9-10, Kel 19:6)

III.        YESUS PUTRA SULUNG, ROH KUDUS ADALAH KARUNIA SULUNG
  1.  Rom 8:28-29 Yesus adalah yang sulung diantara banyak saudara, Dia memiliki otoritas atas kita
  2.  Kol 1:15-17 Kristus yang sulung di antara segala ciptaan artinya mempunyai otoritas atas segala ciptaanNya di alam semesta
  3.  Kol 1:18, Wahyu 1:5 Yesus adalah pertama kali bangkit dari antara orang mati sehingga mempunyai kuasa komplit atas maut, maut tunduk dan menyembahNya (Why 1:8, Yoh 11:25)
  4.  Rom 8:23 orang percaya menerima karunia sulung Roh
IV.        KEISTIMEWAAN SUATU KESULUNGAN DI MATA TUHAN
  1. Anak sulung sebagai suatu yang maha kudus bagi Tuhan, (Im 27:26-28)
  2.  Bertanggung jawab untuk menyatakan kemuliaan Tuhan bagi dunia (Rom 8:19-22)
  3. Sangat menghargai hal-hal yang kudus
  4.  Dikasihi oleh Allah (Malk 1:2-3)
  5. Jemaat Anak Sulung berhak berdiri di Gunung Sion (Ibr 12:23)

V.         KEHILANGAN SUATU HAK KESULUNGAN
  1. Hilang hak kesulungan karena dosa perzinahan (Kej 35:22)
  2. Tidak bertanggung jawab atas saudara-saudaranya (Kej 4:9)
  3. Kesulungan yang tidak bertobat dan tidak mempunyai hubungan kasih yang hangat dengan Bapa (Luk 15:25-28)
  4. Tidak dipercayai oleh orang tua karena tidak bertanggung jawab (Kej 49:3-4)
  5. Cabul artinya tidak hormat, tidak respek, dan tidak saleh (memandang rendah hal-hal yang kudus contoh Esau (Kej 25:29-34, Ibr 12:17)
  6. Menyembah berhala maka Allah mencabut kesulungan (Bil 3:44-45, 3:6,9-12)
  7. Tidak sabar, tergesa-gesa menanti janji Tuhan (Kel 32:1-9)
  8. Kompromi dengan dosa karena tidak percaya janji Tuhan (Kel 32:
  9. Dibenci oleh Tuhan (Malk 1:2-5)

VI.        KUALITAS-KUALITAS KESULUNGAN

  1.  Yang sulung disebut Maha Kudus bagi TUHAN (Im 27:26-28)
  2. Rumah tangga teratur dan teladan dengan baik dalam pernikahan (1Tim 3:4-5, 12, Tit 1:5-6)
  3.  Peka terhadap orang menderita dan miskin (Ayub 29:12-17, 31:13-22)
  4. Kemurnian dalam motivasi, melayani Allah karena kasih, bukan mencari keuntungan (Ayub 31:1-12)
  5.  Mempunyai visi dan tujuan hidup suci (Ayub 19:25-27)
  6.  Kemurnian moral – memiliki rasa takut yang kudus
  7.  Dibersihkan seluruhnya dari dakwaan terhadap Allah seperti “itu tidak adil” (Ayub 1:21)
  8.  Rajin, tabah, setia, tidak macet dari dan kejenuhan (1Raj 19:19)
  9. Setia pada pekerjaan yang kasar dalam waktu tertentu, seorang hamba sejati dan rendah hati (2Raj 3:11)
  10. Tunduk pada pengajaran, disiplin, dan koreksi dari bapa rohaninya yang baik (1Kor 8:2, 2Tim 1:15)
  11. Tidak pernah merasa “aku telah bertumbuh melebihi bapa rohaniku” sehingga merendahkan mereka (2Raj 2:7)
  12.  Mengalahkan ujian-ujian penolakan dan pengucilan semangat dari bapa rohani (1Raj 19:20)
  13.  Tidak pernah mencari dalih untuk berhenti, menjadi lemah, atau pulang rumah (2Raj 2:2-6)
  14.  Memiliki hati yang benci cinta akan uang (2Raj 5:15-16)
  15.  Mengalahkan luka pada waktu kecil dalam keluarga yang tidak bahagia (Kej 45:4-8, 50:20, 1Taw 5:1-2)
  16.  Mampu memaafkan saudara-saudaranya yang menolaknya, membencinya, dan membuatnya menderita contoh Yusuf.
  17.  Tabah menanggung rasa sepi, rindu kampung dan sanak saudara
  18. Memelihara iman di masa gelap dan sulit
  19.  Menjaga diri dari godaan sehingga tetap murni dalam moral
  20. Memahami bahwa Allah mempunyai berkat dimasa ketidak-adilan
  21. Hidup dikuduskan bagi Allah (Kej 49:26)
  22.  Mau berpihak kepada Allah saat-saat penurunan moral masyarakat
  23. Tidak kompromi, mau melakukan hal yang benar bukan yang populer
  24.  Mau menomorsatukan Allah dari semua teman, dan tekanan keluarga
  25. Mau mengisinkan Allah memilih pasangan hidup
  26. Mau menghargai perkara-perkara dari Allah dengan tinggi dan tidak pernah meremehkannya
  27.  Mau memiliki visi jangka panjang, dan tidak membuat keputusan sesuai perasaan sekarang